Tuesday, August 30, 2005

We're made from hope and love

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com


Larilah terus, selagi kau masih bertenaga. Selagi sepasang betismu belum cukup lelah tuk berhenti. Tubuh bisa kau larikan sedemikian rupa, tapi kita berdua tahu kan apa yang ada di benakmu? Selalu ada penyelesaian, dengan sedikit kompromi, walau perih sudah membayang di pelupuk mata.

Biduk, terlihat tenggelam perlahan. "Menyedihkan" kataku. "Biarkan saja" katamu. Toh air yang keruh akan kembali jernih, saat biduk lain menghampirinya.

Karena kita bukan benda mati. Karena cinta bisa datang sendiri, tapi tidak suatu hubungan, tidak kesetiaan, dan mimpi-mimpi yang terwujud. Karena aku, tidak mau hidup dengan penyesalan. Karena aku, masih idealis, yang bisa hidup dengan hanya cinta.

I'm still learning

Hari pertama kuliah di trisemester kedua. Ruangan kelas masih sama, tapi ada wallpaper baru, karpet baru, papan pengumuman baru, dan colokan listrik untuk setiap kursi =) selamat datang charger handphone, laptop..and what about a toaster? hahaha...sogokan yang boleh juga..

Mata kuliah hari ini membahas apa yang orang cari dari bisnis. Bagi yang non owner atau bukan investor, dia akan mencari profit. Akan tetapi investor akan mencari value. Profit tentu dapat dirasakan secara langsung, akan tetapi value baru dapat dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Masih harus melewati tahap penjualan saham, naik dan turunnya, dihargai berapa oleh pasar, sampai laku dijual berapa keseluruhan sahamnya.

Kita sering kali terlalu menghitung profit/keuntungan yang dapat dinikmati secara langsung. Akan tetapi kita tengah 'menggadaikan masa depan'. Contohnya adalah menghindari pemotongan gaji, akan tetapi memotong biaya training. Dampaknya tidak sekarang, tapi lebih besar gemanya. Kata nilai, masih bersaudara dengan future tense. Jadi tentu nilai yang besar, tidak bisa kita peroleh dengan hanya menunggu.

Hawa melankolis sedikit muncul juga tadi. Kok mirip ya sama hubungan pribadi antar manusia? Ok, jadi aku kehilangan banyak dalam yang satu ini. Dari yang terlihat sampai yang tak terlihat. Tapi, tentu aku lebih memiliki value, karena aku tetap milikku seutuhnya. Yang berani tuk hadapi masalah, yang mau usaha maksimal, dan konsisten. Betul begitu ibu deyra?? =)

Saturday, August 27, 2005

Not a sad song

Apa yang menemani kamu kemarin dan hari ini? Di kabin kecilku, terdengar kalimat ini;

"Please just don't play with me. My paper heart will bleed. This wait for destiny won't do. Be with me please I beseech you. Simple things, that make you run a-way. Catch you if I can. "

Lagu favorit kita, mungkin sebuah doktrin. Betapa aku berusaha konsisten, tidak seenaknya saja matikan saklar lampu, on dan off. Karena begitulah yang baik, yang seharusnya. Kita berdua memilih tuk dewasa. Dan tidak ada jalan yang disebut pelarian. Dimana kamu? Ingin kukirimkan kurir tuk nyanyikan ini buatmu ;

"So if you think you've lost your love, well I saw her yesterday It's you she's thinking of, and she told me what to say. She says she loves you, and you know that can't be bad. Yes, she loves you and you know you should be glad"

Image hosted by Photobucket.com


Aku tidak berencana pindah, masih disini, menunggu kamu bisikkan lagi lagu Dirty Little Secret-mu..

Kutitipkan ini pada angin...

Jadi teringat pada salah satu pertanyaan yang ada di bulletin board fs; apa yang paling kamu sukai dari dirimu? Setelah perenungan yang cukup lama, aku menjawabnya sebagai berikut : cap ekspresif yang melekat di diriku. Kenapa? Karena itulah aku yang sebenarnya. Orang boleh suka dengan penampilan fisik, titel, jumlah saldo di bank, atau apapun itu. Tapi buatku, hanya sikap yang sudah mendarah daging menjadi sifat ini yang aku sukai. Atau paling tidak, taruhlah dia di urutan pertama hahaha...

Aku, emosional sudah pasti. Ekspresif terlebih lagi. Mungkin itu yang kamu baca ya, pada saat kita ada di 2nd kitchen. Hm, bahkan jauh-jauh hari, waktu kita di rumah antasari. Do I look so 'scary'? Hahaha..lucunya kalau inget betapa pemalunya kamu. Dan aku, tidak berubah sedikit pun sampai saat ini. Sempat juga sih, beberapa kali maju mundur, takut kamu menghilang. Dan konsekuensi titik setelah klimaks percintaan pun aku sudah perkirakan. Tapi tetap, aku ya aku. Walau banyak kalimat yang masuk ke telinga, aku tetap aku yang keras kepala, emosional dan ekspresif.

Kemana kamu? Sedang butuh waktu untuk sendiri ya? Atau memang telah mengakhiri? Aku, tetap konsisten dengan apa yang kurasa, dan itu pula yang kutunjukkan. Aku masih ingin membuat mimpi-mimpi bersamamu. Dan maaf, dari dulu aku memang tak kenal kata gengsi. Tidak pernah ada kalah dan menang, yang ada hanya kebahagiaan bersama.

Tidak akan ada penyesalan. Karena aku yakin kita bukanlah angin, yang datang dan pergi tanpa jejak. Menulis ini? Bukan sesuatu yang mudah, akan tetapi sekali lagi aku berlindung di balik kata 'ekspresif'. Aku hanya tidak ingin menyesal. Menghancurkan sesuatu yang indah, untuk hal yang sepele saja.

When two become one

Aristoteles dan embrio pada kolom berita di Kompas pagi ini, berisi perdebatan para ahli tentang jiwa yang masuk ke dalam janin. Menurut Aristoteles sendiri, ada perbedaan waktu antara janin pria dan perempuan. Hanya satu yang terlintas di benakku; pembicaraan terakhir mengenai sebuah nama, untuk mereka ulang memori di keseluruhan cerita kita.

Friday, August 26, 2005

Untaian mimpi

Sekarang kita punya banyak waktu, tuk pecahkan misteri dalam buku detektif kanak-kanak, debat kusir tentang matari yang tak jenuh terbit dari timur, mengulang mejikuhibiniu entah dalam elektro pun warna bianglala, mereka ulang nyanyian Tokyo Love Story yang mungkin masih membekas, jilati sampai tuntas leleran coklat di jemari karna kue kukus coklat mama, terlelap di atas loteng di sela-sela tumpukan komik tua dan sekoloni rayap, dan mengulang mimpi-impi-impian tentang kisah cinta yang berakhir sempurna.

Wednesday, August 24, 2005

Need a ride, a perfect one

Image hosted by Photobucket.com

Highway to heaven, the most easiest definition for the word happiness, seems too impossible.

Sedang kehilangan kompas, entah harus diam atau melangkah, utara atau selatan, timur atau barat, istirahat sejenak rasanya telah lama lewat, aku harus beranjak, entah kemana, entah kemana.

Aku hanya tahu mereka-mereka yang cintai aku, tolerir sifat kerasku, sayangi lonjakan emosiku, (berusaha) pahami diriku, dampingi aku dalam amukan dan tangisan. Ya, aku tahu betul mereka-mereka itu.

Just wanna say thanks and don't feel upset because of my words. Sometimes sh*t happens, just tired with this kind of feelings.

Sunday, August 21, 2005

Amore

Yang paling mudah bisa jadi paling susah. Cinta, katanya sih, bisa buat tai kucing rasa coklat, pake madu pula. Tapi bisa berubah karena tekanan keadaan, nyonya ngomel-ngomel sama tuan, mana uang bulanan, gaji kecil amat, makan aja tuh cinta..emang cinta bisa ngasih kenyang?! Duh, mereka yang salah artikan rasa sesaat jadi cinta, kok main nyatut-nyatut nama cinta aja.

Cinta itu immaterial, yang bisa jadi timbulkan rasa senang karena sikap ekspresif dan kepemilikan yang berujung pada tanggung jawab. Cinta itu gak bisa buat kita kenyang, tapi (sungguh) bisa buat kita lupa sama rasa laper. Cuma kalo lemes karena gak ada makanan yang masuk ke mulut, sama juga bohong kan, gak bisa ngapa-ngapain, including make our partner happy (hahaha..khusus 17 thn ke atas dong nih).

Cinta itu memang tidak bisa dilihat, tapi bisa ditunjukkan. Bisa dirasain, seperti angin. Tidak bisa ditampung, masih seperti angin. Tapi tentu, bisa diarahkan. Dan entah kenapa aku kurang suka, kata 'maaf' diikuti pernyataan cinta. Yang pasti, cinta itu bukan alasan.

Saturday, August 20, 2005

With or without reason at all

Siang hari ini, dalam perjalanan ku menuju stasiun kereta,
sejenak lamunanku terhenti...
Karena pepohonan di sepanjang jalan yang ku lalui
sedang menggugurkan daun tuanya bagaikan hujan.
Anak anak kecil berlarian dan tertawa,
dan semua orang tertegun sejenak.
Dan tak ku sadari jalanan telah hilang menguning tertutup dedaunan.
Sekejap aku teringat dengan nya.., hanya dirinya..
Hanya daun yang berguguran...
Betapa ku tak mengerti isi dunia ini..
Dan Tahun depan, dedaunan tetap akan berguguran di jalanan ini,
manusia hanya bisa mencoba memberi makna.
dan aku akan kembali mengingatnya...

Dikirimkan Bazit melalui tekhnologi FS


Kawan, tak tahukah kau,
sama halnya dengan daun maple yang gugur,
atas sebuah alasan yang mampu dicerna,
terkadang hal terindah pun terburuk,
tidak perlu alasan sama sekali.
Karena hidup adalah magis,
jauh dari akal kita, katak dalam dunia,
bahkan rasa membuat kita,
semakin bodoh dari apa yang seorang sebut,
kutu yang lompat hanya setinggi kotak,
yang mengungkungnya pula =)
Kita adalah pedestrian,
yang terus menerus salahkan musim,
yang salahkan pohon,
yang salahkan daun rontok,
yang salahkan alam,
padahal kita adalah bagian darinya...

Wednesday, August 17, 2005

Merdeka...!!!

Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Foto 17an kita, di Pisa Aisklim =p marmut mabok nih, dear..komentator hari ini

Kemerdekaan, means a lot, huh? Masaaaaa....?? =p hm, cerita yang paling intim denganku hanyalah cerita seorang pejuang yang sengaja memalsukan umurnya menjadi tiga tahun lebih tua, hanya untuk bisa turut berjuang demi negaranya, bergabung dalam PETA. Sampai-sampai, anak cucu si pejuang itu menjadi salah menaruh angka di belakang ucapan selamat ulang tahun, karena istri pejuang itu sendiri beberapa tahun lebih tua, jadi sejak mereka berpacaran, dibiarkanlah umur 'palsu' itu tetap melekat dan bertambah tiap tahunnya.

Monday, August 15, 2005

Senyum

Melelahkan dan entah kenapa sangat membahagiakan. Terima kasih untuk hari ini. Dan semua rencana awal? Hanya berhasil di urusan kebaya, plus nuker dollar, bayar telpon, dan yang lain? Hm, there's still tomorrow, karena hari ini aku tengah menabung urusan hati hahaha..

Kebenaran (tidak ada) yang mutlak

Mengutip perkataan cupcakes, "Wahai pemimpin, bayarlah gaji pegawaimu sebelum keringatnya sempat mengering," katanya juga ini adalah suatu ciri kapitalis yang mulia. Kalau menurutku, baik kapitalis, humanis, ataupun komunis sekalipun, hanya ada dua pilihan. Yang pas-pas an dan yang berlebihan. Tergantung kita mau jadi yang mana. Karena tidak ada satu pun di dunia ini (menurutku) yang pantas berteriak (seakan) dirinya menyerukan kebenaran. Ah, dunia ini memang omong kosong dengan kebenaran mutlaknya. Mungkin itu sebabnya pemimpin negara membenci ilmu filsafat.

Happy Monday

Today's plan (not able to say it activities cause usually I am running out of time hahaha) :
1. Benerin lampu rem yang mati satu
2. Ganti oli
3. Servis ac
4. Facial
5. Nomat dong kita, biar kayak abg
6. Nyari puppy (tentatif?!)
7. Kasih cth ukuran kebaya ke seibu
8. Buat artikel 8800 tuk majalahnya Aji
9. Bersenang-senang (ini sangat tentatif)
Why? Cause it's my first holiday...haha... =)

Btw cupcakes..nitip femina downgs..=")
ah ha..yes you!!


Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com

Sunday, August 14, 2005

Puppy lover

Bicara tentang kesendirian, yang mengarah pada kontemplasi, dan juga sepi, aku rasa ini saatnya aku mempertimbangkan membeli anak anjing lagi. A little puppy will relief this strange feeling. How about shihtzu, golden or maybe rotweiller? hahaha nope, maybe chow2 will be nice..=) jadi, harus mulai mengencangkan ikat pinggang, bukan hanya tuk sekedar sunglasses inceranku yang kemaren budget berlarian malah untuk celana dan sepatu putih...you know why? Those cute lil' puppies are very goddamn expensive!! hahaha...

Kenapa ya, kenapa tidak?

Mengapa semua yang sederhana harus dibuat sulit? Pada saat kita menyayangi seseorang, kenapa harus ada kata "kenapa ya?" dan bukannya "kenapa tidak"? Apa salahnya mengalah karena kita belum tentu kalah. Dan apa pula artinya kalah bila salah lebih buruk lagi akibatnya. Satu hal yang kupelajari, kalah belum tentu salah, dan akhir-akhir ini pemerintahan memberi contoh yang luar biasa inovatif, salah belum tentu kalah. Itu semua hanya masalah kekuatan. Pada saat kau membuat salah, bagaimana kau bisa berkata, "kenapa tidak kau yang ke rumahku, kenapa harus aku yang ke rumahmu?". Pada saat kau jauhi aku, kau berkata "kenapa kau masih datang kesini, bukankah aku sudah menyakiti kamu?".


Image hosted by Photobucket.com

The City Lights and Me

Duh, kenapa susah sekali untuk mengerti. Cinta tidak pernah mengenal kata ego dan juga pamrih. Yang kusayangkan kalau kita bertengkar hanya satu, waktu yang terbuang dengan ketidakbersamaan kita. Dan bukan siapa yang harus datang pun tak datang, mengalah pun tak mengalah. Cinta, kurang berbicara apa di padamu? Ah, ini pun hanya kontemplasi perjalanan pulang dengan banyak kejemuan mengemudi di sepanjang arteri antasari-cirendeu. Have a good night sleep, all...it's saturday night!

Saturday, August 13, 2005

Kamus ala saya sendiri

Bicara tentang kesendirian, selalu identik dengan kesepian. Bisa jadi dalam kamus aku ingin menyarankan suatu bentuk frase yang biasa terdiri dari "kata X" mengikuti "kata Y". Dengan demikian banyak orang akan lebih mudah menemukan kata yang mereka cari untuk menggambarkan emosi yang melandan mereka. Contohnya seperti yang di bawah ini :
  • Kata 'gelap' diikuti dengan kata 'tak bisa melihat' ( kecuali orang tuna netra) diikuti kata 'takut' karena memang kita tidak pernah mengerti apa yang jauh dari indera dan juga nalar kita bukan? Mungkin kecuali untuk satu yang ciptakan kita.
  • Kata 'sendiri' diikuti kata 'sepi' karena kita makhluk sosial, tak bisa hidup tanpa orang lain. Walau terkadang buatku sendiri adalah waktu yang tepat tuk berkontemplasi, mengarungi sungai pikiran yang penuh dengan batu-batu sebagai aral rintangan bagi pikiran (yang lagi-lagi buatku) cukup sederhana.
  • Kata 'jatuh' diikuti kata 'bangun'. Hei kenapa pula harus ada bangun kalau keadaan sudah enak buat kita? Contoh jatuh dalam kekayaan, atau jatuh dalam kebahagiaan yang analoginya adalah jatuh dalam pelukan seseorang. Apakah jatuh selalu identik dengan negatif? Padahal menurutku lebih cocok kalau kata 'jatuh' identik dengan kata 'penyerahan', yang bisa jadi menyerah dan lelah berjuang terhadap keadaan, atau bahkan sukarela. Dengan jatuh kita menjadi orang yang pasrah dan nrimo (hidup orang jawa!) (hei..saya setengah menado, bung..) dan bangun bisa jadi tidak selalu posititif melainkan tidak pernah puas, kutu loncat, jadikan orang lain stepping stone dan lain-lain.

    Duh, bisa jadi bangun siang yang buat pikiranku kayak telur scramble gini..ayway, kata adalah netral, dia hanya tercipta di fikir dan tiap aksara yang berloncatan dari mulut ini selalu bersamaan dengan proses pembentukan frame di dalam fikir. Menyenangkan bukan, apapun yang kita proses dalam fikir ini, bebas dari intervensi siapapun. Thanks God sampai sekarang belum ada razia pikiran di jalan-jalan, walau kapolda kita baru hahaha...

Friday, August 12, 2005

Happy birthday, Dea!!

Hari ini harinya Deyra Supriadi aka Dea, seorang sahabat yang belum lama kukenal sebagai kejutan luar biasa dalam hubunganku dengan hujan renik. Dea ulang tahun hari ini, dan tidak ada yang bisa kulakukan lebih tulus dari mendoakannya. Mudah-mudahan kamu selalu panjang umur, sehat selalu, dan menyadari kapasitas dirimu untuk boleh berbahagia.

Image hosted by Photobucket.com

It's you, the real you with smile in your lips and eyes...mudah-mudahan begitu pula hari ini.

Kaca (hati dan bukan) mata

Pernah dengar penyakit kambuhan? Iya, betul penyakit kambuhan tuk penderita kambuhan, alias berkala dan berulang dengan siklus yang pasti (pun tak pasti). Nah, satu hal yang aku baru alami sendiri dan buktikan kebenarannya, aku benar-benar harus bertanya kepada petugas yang berwenang, betulkah aku lebih bodoh dari keledai (buridan)? Lagi-lagi aku kecewa dengan mata normalku. Ya, aku harap-harap cemas saat kembali dengan resep dokter di tanganku. Mengintip sejenak dan...hasilnya tetap sama. Mataku normal, tidak plus pun minus sedikit pun. Tapi entah mengapa aku sangat cemas...

Bagaimana aku nanti harus basa-basi dengan mereka yang tidak bisa lihat jauh, yang memilih deretan paling depan di pertunjukan opera, yang tidak bisa lagi membaca sambil tiduran dan mungkin cepat pusing bila baca buku dalam keadaan setengah gelap. Lalu belum lagi sopan santun pada orang tua yang bermata plus, fiuh..ehm, iya om..oh enggak saya keliatan kok jarak segitu..iyah..heem..*tengsin berat bo. Nanti, mungkin akhir minggu aku akan minta pengklasifikasian kelainan mata pada pihak yang berwenang. Agar masing-masing hidup di akuarium yang tepat, dengan komunitas yang tepat. Karena lagi-lagi aku kecewa, patah hati dan bahkan patah arang pada mereka yang menilai manusia dari agamanya.

Berapa ribu kali Isa Almasih perlu turun ke dunia dan berkata bahwa Ia tak beragama, tak bicara latin, tak menulis arab, dan perduli setan dengan semua ritual dan konservatifnya orang tua. Nanti pun kita membawa diri sendiri, pahala dan dosa sendiri, untuk keselamatan sendiri.


Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Nah mungkin kacamata baca seukuran ini paling pantas untuk orang-orang taat beragama penutup mata batin itu. Duh...!! Shame on you, guys....