Larilah terus, selagi kau masih bertenaga. Selagi sepasang betismu belum cukup lelah tuk berhenti. Tubuh bisa kau larikan sedemikian rupa, tapi kita berdua tahu kan apa yang ada di benakmu? Selalu ada penyelesaian, dengan sedikit kompromi, walau perih sudah membayang di pelupuk mata.
Biduk, terlihat tenggelam perlahan. "Menyedihkan" kataku. "Biarkan saja" katamu. Toh air yang keruh akan kembali jernih, saat biduk lain menghampirinya.
Karena kita bukan benda mati. Karena cinta bisa datang sendiri, tapi tidak suatu hubungan, tidak kesetiaan, dan mimpi-mimpi yang terwujud. Karena aku, tidak mau hidup dengan penyesalan. Karena aku, masih idealis, yang bisa hidup dengan hanya cinta.